04 July 2014

Kampung Kue Surabaya

sebagai penulis blog yang tidak terlalu penting, apa salahnya nulis yang penting sesekali, memberikan informasi untuk sesama.
Tulisan ini merupakan wujud dari sebuah tugas besar UAS metode riset arsitektur, tapi lebih semangat nulis di blog daripada ngetik makalahnya.
***
Apa kalian tahu ada sebuah Kampung Kue di kota Surabaya? tidak? sama. tapi kita semua sekarang harus tahu.
Kampung Kue yang akan saya bahas disini terletak di Jalan Kali Rungkut RT II RW V. Kampung kue ini merupakan asosiasi ibu-ibu di Jl. Kalirungkut, ibu-ibu penduduk setempat mendirikan sebuah kesekretariatan yang letaknya di depan gang, hanya berjarak beberapa meter setelah gerbang gang kampung kue. tidak jelas kapan berdirinya, namun ada beberapa penduduk yang beropini bahwa kampung mereka mulai dijuluki kampugn kue sekitar tahun 2002. saat itu, saya mendatangi rumah Ibu Sarmi dan bapak Pur, sepasang suami-istri yang pekerjaannya membuat onde-onde dan kue pukis. 
kemudian saya bertanya, bagaimana bisa terbentuk kampung kue ini?
berceritalah Bp. Pur kepada kami, "..pada tahun 2002, saya membuat onde-onde untuk dijual, pada saat itu penduduk setempat belum banyak yang membuat kue. tidak lama setelah itu, setelah saya berjualan onde-onde & memulai usaha ini, penduduk sekitat mulai bermunculan, entah itu membuat kue basah ataupun kering"
FYI, di kampung kue ini, setiap rumah membuat kue yang berbeda-beda. misalnya ibu sarmi & bp.pur membuat onde-onde, tetangganya membuat kue lemper, ada yang kue nastar. jadi jika ingin memesan kue, tapi tidak tahu kepada siapa akan memesan, tanyakan saja kepada penduduk, pasti akan terjawab: aku harus kemana& kepada siapa
penduduk disini bekerja tidak kenal waktu. Ibu Sarmi & Bp. Pur bekerja membaut onde-onde dimulai pukul 1 AM sampai sore, kadang juga sampai jam 8 malam. sewaktu saya mendatangi rumah mereka untuk survey, mereka sedang menggoreng onde-onde karena jam 2 siang akan diambil oleh pemesannya. oleh karena kami datang pada jam 1 siang, kami membantu ibu sarmi & bapak pur. 4 pasang tangan bekerja, tapi jam 2 juga belum selesai...
Info yang paling penting: Penduduk yang membuat kue untuk dijual ini sudah terjamin kebersihannya. minyak goreng yang digunakan juga bersih, bukan minyak bekas berkali-kali menggoreng.
memakai tepung yang sudah memiliki nama, sehingga, kampung kue ini sendiri juga disponsori oleh brand Bogasari. selain itu, penduduk disini juga sering diundang ke pabrik pembuat coklat/tepung terigu untuk demo memasak disana.
oh ya, penduduk disini selain menerima pesanan, merekalah pembuat kue-kue yang dijual pedagang asongan di terminal & warung-warung maupun pasar kue di pasar kembang.



 


No comments:

Post a Comment