30 November 2012

Dua Jalan


Ada jalan setapak
Jauh di dalam hutan.
Yang lalu bercabang,
Baik dan rawan

Aku memilih menempuh
Jalan yang kiri,
Aku tak punya peta
Tak pernah diberi.

Jalan yang kulalui ini
Kotor dan rusak.
Dipenuhi tebaran mimpi
Yang patah dan koyak.

Dilapisi kesalahan
Dan ditebari hati,
Yang diambil dari manusia
Dan dicabik mati.

Penderitaan dan penyesalan
Banyak ditemukan di tempat ini
Ke mana pun kau menoleh, berserakan sana-sini.

Aku ingin menyeberang
Ke jalan setapak yang satu lagi,
Dan mennggalkan di belakang
Kemarahan menyakitkan ini.

Kukira aku akan selamanya
Ditakdirkan berjalan.
Dan semua gerbang
Terkunci rapat di kanan-kiri.

Tapi ketika aku melanjutkan,
Terlihat sebuah jembatan kecil.
Jembatan Harapan
Memanggil namaku di tempat terpencil.
CSFTS

23 November 2012

bukan tentang tanpa masalah


Manusia mana yang tidak pernah bermasalah dengan ruang lingkup social? Sepertinya tidak ada. Anak-anak kecilpun pasti bermasalah dengan ruang lingkup social walaupun sepele J . mereka saja punya, apalagi orang-orang dengan usia yang cukup matang?
Bicara tentang permasalahan social, rupanya nggak lepas jauh-jauh dari karakter seseorang. Sebenarnya, aku kurang mengetahui tentang seluk-beluk masalah ini karena aku bukan mahasiswi sosiologi. Aku hanya menuliskan apa yang aku lihat & aku pikirkan. Jadi, kembali ke masalah awal. Masalah social yang kita ketahui sangat beragam. Mulai dari ketidak-sesuaian dengan lingkungan kerja/kuliah, ketidak-nyamanan dengan suasana, dan banyak lagi. Karakter seseorang rupanya juga sangat berperan disini. Karakter pun bermacam-macam. Ada relasi antar karakter dimana karakter akan saling membunuh, mendukung, bahkan tidak keduanya. Jelas sekali kan kalau karakter akan “saling”, itu artinya hal tersebut melibatkan dua-atau lebih- manusia.
Problemnya, bagaimana jika karakter saling membunuh? Bagaimana jika karakter saling mendukung? Bagaimana pula jika karakter tidak bereaksi satu sama lain?
Karakter saling membunuh, bisa terjadi jika mereka yang berkaitan tidak memiliki rasa saling mengalah. Bisa dikatakan orang-orang dalam masalah ini adalah orang-orang berwatak egois. Hanya waktu yang dapat berbicara & membawa orang-orang ini menuju kedewasaan & pemikiran terbuka.
Kalau untuk karakter yang saling mendukung dan tidak bereaksi, mungkin tidak ada masalah. Hanya saja, karakter yang tidak bereaksi satu sama lain ini ada baiknya mereka mau membuka pikiran & mata hati untuk mau bersosialisasi dengan dunia luar :’) ah, seandainya saja apa yang kita mau untuk mewujudkan lingkungan social yang nyaman itu bisa terwujud dengan sempurna! Tapi bukankah dengan adanya permasalahan seperti ini, dunia akan menyimpan lebih banyak cerita dan pelajaran?

Dan itu semua karena kehidupan adalah bukan tentang hidup tanpa masalah. Tapi kehidupan adalah tentang menyelesaikan masalah.

Lalu, apa komentar kalian,readers? J
Selamat malam. 

***

Waktu akan menuntut suatu perubahan. Entah itu perubahan positif atau negative.
Yang jelas, waktu akan menuntutnya. Cepat atau lambat, mau atau tidak mau,
kita akan terbawa arusnya.

***

17 November 2012

Singitan


Singitan dalam bahasa jawa artinya sembunyi. Mungkin agak ngga nyambung ya kalau aku nulisnya pake judul ini :))
Jadi, judul ini akan meng-explain tentang alasanku kenapa buku-buku bacaan tidak lagi pernah kumasukkan kedalam almari belajar.
Belajar dari pengalamanku sendiri, aku ingin membaginya kepada kalian yang sebenarnya punya koleksi buku-buku tapi jarang sekali dijamah.
Satu-satunya alasan yang kupunya adalah…

Kalau buku-buku ini dimasukkan dalam almari,  dan almariku tidak terbuat dari kaca melainkan kayu, apa mungkin aku akan tergoda untuk menjamah buku-buku ini ketika ada waktu luang?

Padahal menurutku sendiri, itu bukanlah alasan. Itu problema :p
Nah, dari situlah akhirnya aku berpikir, “oh iya yah, kayanya nggak mungkin banget aku bakalan tergoda buat baca buku kalau lagi ada waktu senggang. Pasti lebih tergoda buat main twitter atau tiduran
Agak aneh. Tapi trust me, it works! And I believe, if you do it, you’ll get a lot of new knowledge, tapi itu kalau yang kalian baca bukan novel ya J.
Sekarang, aku mau kalian yang punya hobi baca menerapkan prinsip ini :
You are what you read.
maknanya? Silahkan berpikir sendiri ya readers. Selamat mencoba tips dariku J.

Relasi Hobi & Teman


Hi readers. Kali ini aku mau berbagi pengalaman baru di Kota Pahlawan. Kenapa judulnya “Relasi Hobi & Teman” ? karena…
Judul ini terinspirasi dari bagian kehidupanku akhir-akhir ini. Jadi begini, aku memasuki suatu universitas dengan jurusan yang sangat aku minati. Awalnya aku sangat sedih berada disini. Kukira aku akan dikucilkan karena aku datang dari “desa” dan mungkin tidak memiliki skill dalam bidang ini. Tapi ternyata salah. Sedari kecil, aku sangat suka dengan kegiatan menggambar walaupun aku tidak bisa menggambar dengan baik & benar. Dari hobi inilah aku sangat tertarik dengan jurusanku sekarang. Nah, di kampusku, sudah jelas aku menemukan banyak teman yang sehobi denganku. Se-ho-bi. Iya sehobi. Aku senang sekali. Sedikit bahagia dan melupakan rasa “takut” dikucilkan tadi. Tapi di otakku masih terngiang-ngiang kalimat, “mahasiswa identic dengan individualitas yang tinggi”. Apa benar? Tentu saja. Tentu saja tidak. Ternyata nih, di kelas, mereka mau berbagi skill. Mengajari satu sama lain. Tidak seperti yang aku kira. Karena mereka & aku sama-sama memiliki hobi yang sejenis, aku semakin terdorong untuk bisa seperti mereka yang mengajariku. Kalau mereka bisa, kenapa harus kita tidak bisa?
Dari inilah aku berpikir… dari hobi dan teman se-hobi, bisa jadi kita terus terdorong. Terjadi persaingan secara sehat dan akan menimbulkan hal baru yang disebut dengan profesionalitas.
Aku percaya, kalau readers suka & mau mendongkrak diri kalian secara perlahan tapi pasti akan timbul hal baru tersebut. Jadi, mari semangat mendongkrak skill masing-masing! Gluck Alles ^^