02 January 2014

Blusukan Ing Tengah Kutha Surabaya

Surabaya.
siapa di penjuru Indonesia yang tidak mengenal kota metropolitan ini? ya. ibukota provinsi Jawa Timur ini menyimpan banyak sekali sejarah. Kota kelahiran presiden pertama Indonesia, Bapak Soekarno. beberapa waktu lalu, saya blusukan alias berkeliling menyusuri perkampungan daerah peneleh dan sekitarnya dalam rangka -cuma ikut senior yang lagi dapet proyekan dari pemerintah kota surabaya tentang bangunan cagar budaya kota surabaya-. heheee...tapi sebagai pendatang di kota surabaya, sungguh, acara blusukan ini menyenangkan. terik matahari, mendung, hujan badai, bukan halangan lagi.


semangat sekali ketika diajak senior untuk ikut serta begini ini. banyak hal yang bisa dipetik. dari blusukan, kita yang semula tidak tahu beberapa wilayah, menjadi tahu...dan yang semula hanya sekedar tahu, menjadi benar-benar tahu. seperti ini :
1. semula saya hanya tahu bahwa Bapak Soekarno lahir di kota surabaya, saya menjadi tahu dimanakah rumah Bapak Soekarno pertama kali turun ke bumi.
2. semula saya tidak tahu bahwa Bapak Soekarno pernah tinggal di rumah kos daerah peneleh surabaya, saya menjadi sekedar tahu.
3. semula saya hanya sekedar tahu ada taman makam belanda di daerah peneleh, dari blusukan ini, saya jadi benar-benar tahu dimana letaknya dan bagaimana rupanya. hehehe
4. dari blusukan ini, saya menemukan satu spot pecinan baru. sejak era 2000 awal, yang saya tahu daerah pecinan hanyalah di surabaya utara alias daerah kya-kya kembang jepun. oh, ternyata di bubutan ada juga. dari beberapa kampung etnis, selalu terdapat banyak bangunan-bangunan tua peninggalan belanda di indonesia. bahkan sebagian besar.
pokoknya banyak sekali.

disamping acara blusukan bareng senior, saya juga sering blusukan bareng teman kuliah saya ke permukiman-permukiman di surabaya. walaupun hanya sekedar survey untuk tugas mata kuliah arsitektur permukiman, tapi ada kesan tersendiri bagi saya. di permukiman orang. di kota orang. saya blusukan dan foto sana-sini, tanya sana-sini, tersirat hal yang berbeda dalam hati saya dari teman-teman yang lain. mungkin karena ini kota orang, dan saya blusukan kemana-mana. mengenal karakter bersosial antar warga di setiap permukiman... mengenal masalah kondisi fisik permukiman, masalah sosial budaya...hingga yang berhubungan dengan pemerintahan. mereka, yang kami tanya sana-sini untuk mengutarakan aspirasinya untuk pemerintah, yang mengacungi jempol untuk program pemerintah yang sudah dijalankan, sangat menyentuh hati ketika ditanya. kalau blusukan begini adalah menyenangkan bagi saya, mungkin tidak bagi beberapa pembaca. blusukan di siang bolong...terkena asap polusi...bau pasar...dan jalanan sempit.



tapi dari blusukan ini, kita akan tahu seberapa perlukan kita bersyukur atas nikmat yang sudah Tuhan berikan.
seberapa berkecukupannya diri kita dibandingkan dengan mereka yang ada di beberapa daerah mukim...
seberapa perlu mereka tidak kita remehkan.
seberapa kita terlalu manja kepada orang tua..
seberapa kita terlalu buta memandang kehidupan para pedagang, tukang parkir, hingga petugas pembersih saluran air..
blusukan adalah salah satu cara untuk membuka mata hati kita.
2013 mengajarkan kepadaku melalui blusukan.

No comments:

Post a Comment